Author: admin

  • Sambut Musim Baru, Hangtuah Ganti Logo

    Sambut Musim Baru, Hangtuah Ganti Logo

    Selain menganti logo mereka, Hangtuah kini langsung menyiapkan diri untuk keikutsertaan mereka di ajang Malaysia Cup Champions 28 Agustus – 6 September mendatang.

    Selain itu, turnamen ini sebagai pemanasan menjelang bergulirnya IBL 2016 yang baru akan bergulir Januari 2016 Nanti. Dengan semangat meraih prestasi Hangtuah juga merubah logo timnya seperti dijelaskan Chief Operating Officer (COO) Hangtuah, Ridi Djajakusuma, bahwa tim ini mau memulai era barunya.

    “Dengan adanya logo baru ini sesuai dengan judulnya, Hangtuah ini memasuki era baru. Era dimana kita gak mau jadi kuda hitam. Kita mau punya prestasi, Brocks disini untuk suatu alasan, kita mau prestasi. Target kita maksimal. Kita mau era baru mulai tahun ini,” ujarnya kepada awak media termasuk INDOSPORT.

    Untuk membuat mimpi itu semakin nyata pihak manajemen Hangtuah pun memboyong dua pemain basket asal Amerika yang malang melintang di Asia Tenggara. Evan Brock dan Josh Warren.

    Evan Brock sendiri pernah menjadi Most Valueable Player dia turnamen ABL 2012 sebelumnya. Pelatih Toni Raja Syailendra mengatakan dipilihnya Brocks karena dirinya menilai bahwa rebound Hangtuah baik defensive maupun offensive masih sangat kurang.

    “Untuk persiapan kita mengikuti di Malaysia sejauh ini satu bulan terakhir kita fokus untuk pemain lokal. Kita memanfaatkan untuk masalah teknik menyerang dan bertahan. Tujuh puluh persen pemain sudah menyerap apa yang kita inginkan dari tim kepelatihan.”

    “Untuk evan brocks masih ada waktu dua hari untuk bergabung dengan tim kita latihan. Kebutuhan tim kita memang terletak di posisi pemain bawah ya, untuk orang-orang tinggi. Karena kita bermasalah untuk rebound, maupun itu defensive rebound atau offensive rebound,” tutupnya

    Source:
    https://www.indosport.com/basket/20150825/sambut-musim-baru-hangtuah-ganti-logo

  • Hangtuah Dukung Langsung Sriwijaya di Gelora Bung Karno

    Hangtuah Dukung Langsung Sriwijaya di Gelora Bung Karno

    “SFC dan Hangtuah Sumsel adalah dua tim kebanggaan asal Palembang.

    Sudah selayaknya ada sinergi yang baik antara kedua tim ini, walau beda cabang olahraga,” kata Chief Operating Officer Hangtuah Sumsel, Ridi Djajakusuma, Sabtu (17/10/15).

    Para pebasket Hangtuah Sumsel mengaku tak sabar untuk menyaksikan partai final, yang menurut rencana akan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo tersebut. Bagi Hangtuah Sumsel, saling mendukung klub sekota merupakan salah satu amanah sebagai duta pesta olahraga se-Asia Tenggara yang menurut rencana akan digelar pada 2018 di Palembang.

    “KLub SFC dan Hangtuah Sumsel sudah didaulat menjadi duta bagi penyelenggaraan Asian Games 2018 di Palembang.

    Dengan amanah tersebut, Hang Tuah akan melakukan banyak sekali kegiatan dalam rangka menyambut acara akbar itu,” ujar Ridi. Di sisi lain, Hangtuah Sumsel yang bakal kembali terjun ke liga bola basket nasional (Indonesian Basketball League) pada Januari 2016. lanjut Ridi, partai final ini juga menjadi ajang sosialisasi dan promosi klub.

    “Tahun pertama Hang Tuah Era Baru, kita memang akan agresif untuk mengenalkan tim ini tidak hanya kepada masyarakat Palembang tapi juga kepada masyarakat nasional dan masyarakat internasional,” jelas Ridi.

    “Tahun kedua, baru kita akan bicara prestasi,” tambahnya. Partai final Piala Presiden 2015 akan mempertemukan Persib Bandung dan Sriwijaya FC.

    Pertandingan ini dipastikan bakal berlangsung ketat, baik di dalam maupun luar lapangan.

    Source:
    https://www.indosport.com/basket/20151017/hang-tuah-dukung-langsung-sriwijaya-di-gelora-bung-karno

  • Gaya Hidup Sehat & Aktif Harus Dilengkapi Nutrisi

    Gaya Hidup Sehat & Aktif Harus Dilengkapi Nutrisi

    INILAH.COM, Jakarta-Gaya hidup sehat dan aktif menjadi prioritas utama bagi para atlet, tak terkecuali tim basket Hang Tuah Sumsel (HTS). Selain itu perlu juga didukung nutrisi yang cukup.

    Terkait dengan hal itu, HTS melakukan kontrak kerja sama dengan Herbalife, Senin (11/1/2016), di Jakarta. Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan oleh Chief Operation Officer HTS Ridi Djajakusuma dengan Direktur dan General Manajer PT Herbalife Indonesia Andam Dewi.

    “Saya ingin menanamkan kepada para pemain tentang filosofi gaya hidup sehat dan aktif. Selain jadwal latihan yang ketat, juga harus ditunjang dengan nutrisi yang baik,” kata Ridi disela-sela acara penandatanganan kesepakatan kerja sama.

    Sementara itu, Andam Dewi menyambut baik kerjasama yang terjalin dengan klub yang berkompetisi di IBL 2016 itu.

    “Kami sangat antusias kerja sama dengan Hang Tuah Sumsel ini, karena olahraga bola basket ini banyak sekali penggemarnya di Indonesia,” ujar Andam Dewi.

    “Dalam kerja sama ini, kami akan mendukung program pembinaan para pemain Hang Tuah Sumsel dalam hal asupan nutrisi mereka,” Andam, menambahkan.

    Program kerja sama ini merupakan kelanjutan dari kegiatan rutin PT Herbalife Indonesia, yang konsisten mendukung berbagai program olahraga di Indonesia.

    Lebih lanjut Ridi berharap produk-produk keluaran perusahaan produk nutrisi dan kesehatan kulit dunia ini dapat menunjang kinerja secara komprehensif, dan memberikan enerji kepada para pemain.

    Source:
    https://inilah.com/rileks/2266346/gaya-hidup-sehat-aktif-harus-dilengkapi-nutrisi

  • Angkat Pamor Sumsel, Dua Klub “Dijodohkan” ABL

    Angkat Pamor Sumsel, Dua Klub “Dijodohkan” ABL

    JAKARTA – ASEAN Basketball League (ABL) “menjodohkan” dua klub bola basket Indonesia, Hang Tuah dan Dreya Indonesia. Kedua klub yang dipersatukan oleh Chief Operating Officer ABL Ridi Djajakusuma, berganti nama menjadi Laskar Dreya South Sumatra.

    “Pada akhir musim lalu, saya memang sengaja mempertemukan pemilik Dreya Indonesia (Eko Putro Adijayanto) dengan klub basket NBL Hang Tuah (Alex Noerdin). Keduanya memiliki visi dan misi yang sama yaitu pembinaan basket di usia muda,” kata Ridi dalam rilisnya, Senin (21/7/2014).

    “Bagi saya, ABL adalah tentang pengembangan talenta lokal. Pada akhirnya pun kami berjodoh,” paparnya.

    Jelang musim ke-5 ABL digulirkan, Laskar pun gencar mencari pebasket muda Indonesia serta berburu sejumlah pemain asing. Ridi pun menilai, langkah tersebut sudah selayaknya dilakukan oleh klub-klub bola basket asal luar Jakarta.

    “Saya salut dengan pemilik Laskar yang berani bergabung dengan ABL, dan akan menggunakan ABL sebagai ‘kendaraan’ untuk mempromosikan Sumatera Selatan,” papar pria yang sudah empat tahun menangani ABL ini.

    “Mereka punya tools-nya! Mereka punya venue berkelas internasional, di mana Sumatera Selatan akan menjadi tuan rumah Asian Games 2018,” Ridi menambahkan.

    Sementara, Dodi Reza Alex Nurdin dari Laskar Dreya South Sumatra menyatakan bahwa klubnya merupakan jawaban bagi para pecinta bola basket asal Sumsel. “Kami punya Sriwijaya FC di sepakbola. Dan kami juga ingin ada bola basket untuk masyarakat Sumsel,” katanya.

    Bagi Dodi, tahun pertama klubnya merupakan proses pembelajaran, dengan harapan tetap masuk pada empat besar di akhir musim ke-5 ABL. “Kami masih proses pembelajaran, tapi tetap target kita empat besar dan masuk playoff,” ujar putra Gubernur Sumsel Alex Nurdin ini.

    Source:
    https://sports.okezone.com/read/2014/07/21/36/1015592/angkat-pamor-sumsel-dua-klub-dijodohkan-abl

     

  • Ikke Nurjanah Ngamen di New York

    Ikke Nurjanah Ngamen di New York

    JPNN.com – Lama tak terdengar kabar beritanya, pedangdut mungil Ikke Nurjanah ternyata sedang bersiap-siap bertolak ke negeri Paman Sam.

    Ada serangkaian kegiatan penting yang akan dikerjakan pelantun hits Terlena tersebut selama berada di negerinya Barack Obama.

    Salah satu kegiatan itu adalah ngamen. Benar, Ikke Nurjanah akan ngamen bersama pengamen dari negeri setempat di New York.

    “Untuk di New York, saya akan coba ngamen di Times Square dengan pengamen jalanan setempat. Saya rasa ini adalah bentuk sosialisasi yang simpel, tapi langsung mengena,” kata Ikke di Jakarta, belum lama ini.

    Kegiatan Ikke ngamen di salah satu kota besar di Amerika Serikat tersebut bertajuk America Seduced by Dangdut 2016.

    Acara ini digagas Sireedee Entertainment. Promotor yang juga sebelumnya pernah membawa GIGI, Slank, White Shoes and The Couples Company serta Padi beraksi di Amerika.

    Ikke mengikuti acara ini untuk yang kedua kalinya. Sebelumnya, di tahun 2009 ia juga sudah melakukannya dan menuai sukses.

    Untuk yang kedua kalinya ini, Ikke akan berada di Amerika selama 15 hari. Tepatnya ia akan berangkat tanggal 1 September.

    Selain ngamen, juga ada acara-acara penting lainnya.

    “Ada acara bedah buku saya, Diary Dangdut Ikke Nurjanah di Library of Congress, Washington D.C. Itu perpustakaan dari tahun 1800. Terus di Smithsonian Folksway, bagian dari Museum Smithsonian yang khusus melestarikan lagu-lagu etnik dari seluruh dunia,” urainya.

    “Saya juga akan presentasi, semacam jadi dosen tamu di University of Pittsburgh. Sementara ini mereka minta saya menyiapkan soal sejarah musik dangdut serta kolaborasi dangdut dan musik lainnya.

    Sebetulnya ini sama dengan yang saya lakukan di 2009, hanya beda angkatan kelasnya,” terang pedangdut 42 tahun itu lagi.

    “Nanti saya didampingi juga oleh Professor Andrew Weintraub. Dia pengajar di Departemen Musik Etnik di University of Pittsburgh,” sambungnya lagi.

    Untuk soal manggung, pedangdut yang meraih tiga gelar berturut-turut Penyanyi Dangdut Wanita Terbaik AMI, 1997, 1998 dan 1999 itu akan berkeliling.

    Washington D.C, Philadelphia, Pittsburgh dan New York City adalah tujuannya.

    Source:
    https://www.jpnn.com/news/ikke-nurjanah-ngamen-di-new-york

  • Ikke Nurjanah Kumpul-kumpul dengan Komunitas Sunda di AS

    Ikke Nurjanah Kumpul-kumpul dengan Komunitas Sunda di AS

    WASHINGTON DC, KOMPAS.com — Berada di AS untuk tur America Seduced by Dangdut 2016, Ikke Nurjanah (42) sempat berkumpul dengan komunitas penduduk berdarah Sunda di AS.

    Ikke diundang oleh komunitas bernama Wargi Pasundan itu untuk bersilaturahim di Washington DC pada Minggu (4/9/2016) petang waktu setempat. “Waktu denger Ikke Nurjanah mau dateng ke DC, saya langsung bilang ke Erly untuk bisa dikasih waktu kumpul-kumpul sama kami,” cerita Muhamad Madilah dari komunitas tersebut melalui pihak Sireedee Entertainment untuk Kompas.com.

    Erly merupakan ketua tim di AS untuk Sireedee Entertainment, penyelengga America Seduced by Dangdut 2016.

    Ikke tiba di tempat pertemuan tersebut kira-kira pukul 19.00 WIB. Ia bergabung dengan kira-kira 60 orang, dari komunitas itu.

    “Beda banget rasanya makan masakan Indonesia di Amerika. Apalagi, ada sate maranggi, rasanya enak, dagingnya beda ya ha ha ha…,” tutur Ikke.

    “Terus, kumpul-kumpul sama warga Sunda. Beberapa ada yang lima tahun lalu nonton show saya di sini dan rata-rata mereka sudah di atas lima tahun tinggal di Amerika,” lanjutnya.

    “Pokoknya, di mana pun, Indonesia Tanah Airku,” tutur Ikke lagi. Dalam acara tersebut memang disajikan sate maranggi, khas Purwakarta, Jawa Barat, bikinan Madilah.

    Madilah merupakan pemilik food truck sate maranggi. Ia berbisnis di Washington DC sejak Juni 2016.

    Dalam acara itu, sebagian orang dari komunitas tersebut melepas kangen kepada Ikke. Ketika untuk kali pertama Ikke pergi ke AS, pada 2010, mereka sempat bertemu dengan Ikke.

    Ikke juga menyanyikan lagu “Terlena” bersama mereka yang sudah puluhan tahun menetap di AS.

    “Saya senang banget Mbak Ikke bisa mampir ke sini,” tutur Tia, yang menetap di Virginia sejak delapan tahun lalu.

    “Waktu lima tahun lalu saya tidak sempat menonton karena berhalangan,” kenangnya.

    Tia hadir bersama suaminya, Steve, yang warga negara AS.

    Tia, yang kuliah lalu bekerja dan menikah di AS, bermaksud lebih mengenalkan budaya Indonesia kepada suaminya.

    “Dia (suami) makan sate maranggi dengan nasi, kenalan dengan Ikke, penyanyi dangdut,” ceritanya.

    “Soalnya saya suka menyetel lagu dangdut di rumah dan dia penasaran lagu apa ini,” sambungnya.

    “Nah, pas dengar Ikke Nurjanah mau datang ke Amerika, saya langsung bilang ke suami, ‘Kita harus datang bertemu dengan Ikke Nurjanah’,’ masih ceritanya.

    Ia juga membawa anaknya, yang baru berusia lima tahun.

    Salah satu tujuan tur America Seduced by Dangdut 2016 memang mengenalkan budaya Indonesia ke AS. Hal itu disampaikan oleh Project Director Siredee Entertainment, Jimmy Akbar.

    Tur America Seduced by Dangdut 2016 diselenggarakan oleh Sireedee Entertainment dengan dukungan dari Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif Indonesia).

    Tur itu diadakan pada 1-15 September 2016 ke Washington DC, Pittsburg, Philadelpia, dan New York.

    Source:
    https://entertainment.kompas.com/read/2016/09/12/070000710/ikke.nurjanah.kumpul-kumpul.dengan.kom

  • Bekraf Ajak Ikke Nurjanah Pasarkan Dangdut di Amerika

    Bekraf Ajak Ikke Nurjanah Pasarkan Dangdut di Amerika

    TEMPO.COJakarta – Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) bersama promotor Sireedee Entertainment dan penyanyi dangdut Ike Nurjanah, akan memperkenalkan dangdut sebagai musik dunia di Amerika Serikat pada September mendatang. “Dangdut berpotensi menjadi musik dunia,” kata Wakil Kepala Bekraf Ricky Josep Pesik, Kamis, 18 Agustus 2016.

    Ricky menjelaskan Bekraf memberikan dukungan dengan memberikan fasilitas promosi dan mengonsep secara keseluruhan. “Ini bisa dijadikan evaluasi pasar musik Indonesia di luar negeri,” katanya.

    Menurut Ricky, dangdut adalah musik kontemporer yang eksotis yang memiliki keterkaitan erat dengan budaya Indonesia. “Kami sedang mempersiapkan dangdut agar dapat dinikmati oleh dunia,” ujarnya.

    Promosi musik dangdut untuk dunia merupakan salah satu program Bekraf untuk mendorong karya anak bangsa untuk mendunia. Ricky mengatakan program membawa dangdut ke Amerika Serikat adalah program perdana bersama Ikke Nurjanah. “Ini adalah testing pasar (luar negeri),” kata Ricky.

    Ikke Nurjanah akan menjadi penyanyi dangdut pertama di bawah naungan Bekraf untuk membuat dangdut menjadi musik dunia. Ricky mengatakan Ikke Nurjanah akan memperkenalkan dangdut dan segala informasinya di Amerika Serikat.

    Saat ini, Bekraf masih menyiapkan strategi dan instrumen promosi yang tepat, bagaimana dangdut bisa dinikmati masyarakat dunia. “Dalam enam bulan ke depan kami akan mengkaji ini,” ujar Ricky.

    Source:
    https://bisnis.tempo.co/read/797148/bekraf-ajak-ikke-nurjanah-pasarkan-dangdut-di-amerika

  • Dangdut singer Ikke Nurjanah to guest lecture in Pittsburg University

    Dangdut singer Ikke Nurjanah to guest lecture in Pittsburg University

    Dangdut singer Ikke Nurjanah will shortly deliver, for the second time, a guest lecture at Pittsburg University in the US.

    Ikke, who first went to the university six years ago, will talk about the history and development of dangdut in the presence of students majoring in ethnic music. The activity is part of the cultural program “America seduced by dangdut 2016”, which will take place on Sept. 1-15 and in which Ikke will promote the musical genre that has made her famous in Indonesia.

    “I will also hold a book review of my book ‘Dangdut Diary Ikke Nurjanah’ in which I tell the story about my trip to America six years ago,” said Ikke as quoted by Antara news agency on Thursday.

    She will also hold a discussion on the book at one of the world’s oldest libraries, the Library of Congress, in Washington D.C., as well as the Smithsonian Folkway, which houses recordings of ethnic and folk songs from around the globe. The program is held in cooperation with Sireedee Entertainment and the Creative Economy Agency (Bekraf) as a continuation of Ikke’s tour six years ago.

    She was shocked the first time she learned that dangdut is appreciated elsewhere in the world. “While we are still struggling in our own country, appreciation in another country feels like a bonus,” said Ikke, whose full name is Hartini Erpi Nurjanah.

    As part of the socialization, Ikke plans to invite street musicians to sing dangdut songs in Times Square, New York, so Indonesia’s music can be heard directly by the people there.

    Source:
    https://www.thejakartapost.com/life/2016/08/19/dangdut-singer-ikke-nurjanah-to-guest-lecture-in-pittsburg-university.html

  • Ikke Nurjanah Kembali Buat Amerika Terlena

    Ikke Nurjanah Kembali Buat Amerika Terlena

    Belum lama ini penyanyi dangdut Ikke Nurjanah yang melejit lewat lagu “Terlena” dan “Sun Sing Suwe” tampil di hadapan para penggemar di kafe Jammin’ Java di negara bagian Virginia, tidak jauh dari Washington, DC.

    Ini adalah kedua kalinya Ikke mengadakan konser di Amerika Serikat, setelah sebelumnya ia tampil di Washington, DC dan New York tahun 2010.

    Konser yang diadakan di Washington, DC tidak hanya dimeriahkan oleh warga Indonesia tetapi juga warga Amerika yang ternyata sangat suka dengan musik dangdut.

    “Menyenangkan banget. Terima kasih untuk yang datang hari ini. Mereka mengapresiasi, mereka joget dari awal sampai akhir, nyanyi bareng, suasananya juga santai, hangat, dan aku menikmati banget hari ini dengan keluarga besar di Washington,” ujar Ikke saat ditemui VOA Indonesia selepas konser.

    Tanggapan cukup meriah datang dari para penggemar, termasuk dari Mariyam, orang Amerika yang ternyata sangat menyukai musik dangdut, bahkan bisa memainkan sekitar 100 lagu dangdut.

    “Saya suka musik Ikke. Saya main gitar, saya main musik dangdut,” kata Mariyam yang sangat fasih berbahasa Indonesia.

    Konser di Washington, DC kali ini seperti sebuah reuni yang tertunda bagi warga Indonesia setempat.

    “Saya senang banget deh. Seperti reunian udah lama enggak dengar suaranya Ikke. Mudah-mudahan tahun depan bisa ke sini lagi dan waktunya lebih lama. Kayaknya ini baru mulai tiba-tiba udah (selesai). Yang paling berkesan tadi (lagu) Terlena dan Terajana,” kata seorang penonton bernama Desy.

    Di konsernya, Ikke juga membawakan lagu “Tanah Airku” ciptaan Ibu Sud yang sempat membuat para penonton terharu.

    Tidak hanya konser, selama di AS, penyanyi kelahiran tahun 1974 ini juga meggelar bedah buku biografinya yang berjudul “Diary Dangdut Ikke Nurjanah” di beberapa kota.

    Selain itu pelantun lagu “Memandangmu” ini kembali diundang sebagai pengajar tamu untuk kedua kalinya di University of Pittsburgh di kota Pittsburgh, Pennsylvania.

    Di universitas tersebut, perempuan yang memiliki nama asli Hartini Erpi Nurjanah ini didampingi oleh dosen jurusan musik, Andrew Weintraub, yang sudah banyak melakukan penelitian mengenai musik dangdut, bahkan pernah menulis buku yang berjudul “Dangdut Stories: A Social and Musical History of Indonesia’s Most Popular Music.

    ​“Tahun ini memang tetap ada beberapa show di Washington, DC sama di New York. Aku juga ke University of Pittsburgh, paparan lagi mengenai musik dangdut di dalam kelas bersama Professor Andrew Weintraub, lalu kita ke Philadelphia. Di New York, katanya ada beberapa paparan lagi soal dangdut. Habis itu kita kembali lagi ke Washington,” ujarnya.

    Dalam kunjungannya kali ini, Ikke juga berencana untuk menyumbangkan buku biografinya ke Library of Congress di Washington, DC, perpustakaan dengan koleksi terbesar di dunia yang juga menyimpan beragam koleksi buku dari Indonesia termasuk yang bertema dangdut

    Ikke berharap agar musik dangdut bisa lebih dikenal lagi di dunia internasional.

    “Kita pasti berharap bahwa dangdut disukai banyak orang enggak cuman di negara kita. Sampai saat ini Amerika appreciate juga ya karena sampai di dalam kelas, bentuknya akademis,” katanya.

    “Dangdut itu sedang didaftarkan untuk UNESCO untuk menjadi heritage dunia. Mudah-mudahan antreannya sudah lebih dekat, kalau kita sering sounding bahwa musik ini memang musik yang layak untuk dilestarikan, dijaga dan sebagainya, mudah-mudahan berdampak positif,” papar perempuan yang dulu pernah bercita-cita ingin menjadi guru taman kanak-kanak ini.

    Bicara mengenai era digital, Ikke berpendapat tidak ada lagi batasan agar musik Indonesia bisa dikenal di seluruh dunia.

    “Bicara industri kan sebenarnya enggak ada batasan ya, karena sekarang itu era digital. Amerika itu kan salah satu negara yang dalam banyak hal kita banyak sekali karya-karya dari Amerika menjadi bagian kita. Terus kenapa enggak karya kita menjadi bagian mereka? Kita boleh bermimpi, kita boleh niat, dengan langkah kecil ini mudah-mudahan menjadi besar,” kata penyanyi yang juga pernah tampil di Jepang ini.

    Saat ini Ikke tengah berada di kota Philadelphia untuk acara bedah buku bersama komunitas Indonesia, House of Learning, sebelum kemudian akan berangkat menuju kota New York untuk konser berikutnya. [hd]

    Source:
    https://www.voaindonesia.com/a/ikke-nurjanah-kembali-buat-amerika-terlena/3500871.html

  • KotaK Gelar Konser Perdana di Amerika

    KotaK Gelar Konser Perdana di Amerika

    Konser yang diramaikan oleh sekitar 100 warga Indonesia dan lokal setempat ini diadakan di cafe Jammin Java, yang terletak di negara bagian Virginia, sekitar 20 menit dari kota Washington, D.C. Ketiga personil KotaK, Tantri (vokal), Chua (bas), dan Cella (gitar) menghibur warga dengan lagu-lagu hits mereka, seperti Rock Never Dies, Selalu Cinta, dan Pelan-pelan Saja.

    “Menyenangkan tidak seperti apa yg aku bayangkan sebelumnya, karena kan kotak baru 8 tahun di industri musik. Yang dateng pun nyanyi terus setidaknya tahu lagu kotak. Mereka enjoylah tadi malem,” papar Tantri kepada Voice of America (VOA).

    “Persiapannya lebih ke fisik. Jokes yang biasa aku bawa di Indonesia (dan) harus seperti apa di Amerika masih tanya-tanya ke teman-teman di sini. Mental yang pasti, karena ini first time kita main di sini. Semoga orang-orang di sini bisa menangkap apa yang kita bawa. Walaupun musiknya kotak dalam bahasa Indonesia,” tambah Tantri.

    Bagi Cella, gaya konser KotaK di Indonesia dan di luar negeri berbeda. Begitu pula persiapannya. “Lebih aransmen lagu, karena suasana lagu yang kita bawain di Indonesia dan di sini beda. Jadi kita persiapkan itu aja sih,” ujar Cella.

    “Kita ingin membuat konsep-konsep yang berbeda yang jamming-jamming gitu, supaya suasana konser lebih homey, akrab dengan penonton-penonton yang datang khususnya untuk warga-warga indonesia di sini,” ucap Chua.

    Bagi warga Indonesia di daerah Washington, D.C., konser KotaK bukan hanya menjadi penghibur hati tetapi juga sebagai obat kangen akan musik-musik Indonesia. Walaupun sudah sering mendengar lagu-lagu KotaK di radio dan televisi, ini adalah konser KotaK yang pertama untuk Puti Azhar. “Keren banget ternyata performancenya. Crowd-nya juga lumayan ramai malam ini. Vokalisnya attractive banget. Seru, bisa interaktif dengan audience-nya. Suasanya lumayanlah ngobatin kangen,” ujarnya.

    Satu kejutan untuk KotaK pada malam itu adalah hadirnya mantan Wakil Presiden, Try Sutrisno yang sedang berkunjung ke Washington, D.C. Beliau datang beserta isteri dan menantunya. “Ketemu Pak Try itu nggak pernah kebayang sebelumnya karena (dia) salah satu politikus yang memang aku ngefans juga di era beliau. Kayaknya impossible banget gitu ketemu langsung dengan beliau terus foto bareng, karena dunia kita pun beda. Dunia aku dunia musik dan dunia beliau dunia politik,” kata Tantri.

    Tidak hanya warga Indonesia, tetapi warga Amerika yang datang ke konser KotaK juga terlihat sangat menikmati lagu-lagu dari band yang pernah berkolaborasi dengan kelompok band rock asal Kanada, Simple Plan ini. Salah satunya perempuan Amerika bernama Suman. “Saya tidak mengerti liriknya, karena saya tidak mengerti bahasa Indonesia. Tapi band dan musiknya bagus. Saya suka penyanyinya,” ujarnya. Selain Suman, ada juga warga Amerika, Lance Ngo, yang hadir untuk menonton KotaK bersama teman-temannya. “Sebagai orang yang tidak mengerti bahasa Indonesia, lagu-lagunya bagus. Suara vokalisnya bagus,” katanya.

    Melihat banyaknya warga Amerika yang menikmati lagu-lagu KotaK pada malam itu menjadi penyemangat tersendiri bagi para personilnya. “Walaupun memang ada beberapa lagu yg mereka nggak ngerti tapi setidaknya ada lagu-lagu lain yang mereka ikut nyanyi. Seru deh. Maksudnya lebih bersahabat saja (waktu malam konser) nggak yang kaku-kaku banget,” ujar Tantri.

    Jadwal KotaK di Washington, D.C., sangat padat. Selain konser KotaK juga menyempatkan diri untuk jalan-jalan ke beberapa tempat historis, seperti Gedung Putih, Lincoln Memorial, dan Capitol Hill.

    Sewaktu melakukan sesi foto di depan monumen dan tempat bersejarah di Washington, D.C., para personil KotaK sempat bergantian memegang secarik kertas bertuliskan “Hijaukan Bumi,” yang merupakan salah satu judul lagu KotaK dari album “Terbaik.” “Kita membawa misi, kebetulan di album terbaru ada lagu judulnya Hijaukan Bumi. (Washington, D.C.) Suasananya bagus, pohon-pohon hijaunya banyak. Ingin ambil stock shot untuk video klip Hijaukan Bumi,” ujar Chua.

    Tidak ketinggalan, KotaK juga sempat mampir ke salah satu restoran burger cepat saji Five Guys, favorit presiden Amerika, Barack Obama. “Pasti Obama kalau disuruh memilih antara burger sama sate dia akan tetap milih sate,” kata Tantri sambil bercanda.

    Syuting Video klip

    Di Washington, D.C KotaK juga melakukan syuting video klip untuk single “Menembus Cahaya” yang nantinya akan dilanjutkan di New York. Syuting tersebut mengambil lokasi di daerah Maryland. “Konsepnya kita ambil dua tempat. Yang hari ini kita syuting indoor di salah satu bengkel milik orang Indonesia. Nama bengkelnya, Raymond Manzano Automotive, LLC. Kita di sini hanya set up nge-band karena kita mau bikin master untuk nge-bandnya. Nanti di hari kedua kita syuting lagi di new york. Konsepnya kita bertiga ceritanya menyusuri jalanan New York dan disitu kita membawa satu sisi kotak. Jadi kan sisi kotak ada empat sisi digabungkan jadi satu. Nah, masing-masing dari kita bawa sisi masing-masing itu. Kita ceritanya disitu berpencar dan akan bertemu di satu titik dan akan menggabungkan tiga sisi tersebut. Dan akhirnya ada satu orang atas nama kerabat kotak dia yang membawa satu sisi lainnya sehingga lengkaplah sisi kotak itu” jelas Chua kepada VOA.

    Pengalaman Unik di Amerika

    Perjalanan KotaK ke Washington, D.C. pun diwarnai dengan berbagai pengalaman yang unik. Salah satunya di imigrasi, ketika sempat ditanyai oleh petugas mengenai tujuan mereka ke Amerika. “Lucunya pas ditanya, iya kita mau ada show. Dia (petugas) bilang, siapa? Band apa? Akhirnya di search di Wikipedia dan kita pernah featuring sama Simple Plan. Jadi dimudahin. Nggak ribet,” ucap Tantri.

    Keberangkatan KotaK ke Amerika kali ini merupakan hadiah kemenangan mereka di Soundrenaline 2012. Dari situ pihak Warner Music Indonesia yang membawahi band KotaK kemudian bekerja sama dengan perusahaan multi-media sekaligus promotor musik Sireedee Entertainment, yang pernah membawa artis-artis Indonesia ke Amerika, antara lain GIGI, PADI, SLANK, Balawan, Andre Hehanussa, dan Ikke Nurjanah. “Sireedee Entertainment sudah pitching KotaK sejak 3 tahun lalu, karena saya rasa band ini punya potensi pasar yang bagus di Amerika. Musik rock itu kan bisa di terima di semua kalangan, apalagi Amerika adalah kiblatnya musik rock. Usia KotaK masih muda namun namanya sudah melejit di belantika musik rock Indonesia, sepantasnya mereka menimba pengalaman di Amerika supaya semakin maju. Dan baru tahun ini kita jodoh setelah mereka memenangkan hadiah dari salah satu ajang musik di Indonesia. Pihak dari Warner Music Indonesia meminta Sireedee Entertainment untuk menggarap perjalanan KotaK ke Amerika,” jelas Ridi Djajakusuma, pendiri Sireedee Entertainment.

    Bagi KotaK tentunya ini adalah hadiah yang tidak akan terlupakan. “Alhamdulillah kita bisa menginjakkan kaki di Amerika. Tidak pernah terbayangkan. Tiba-tiba Alhamdulillah mendapat rejeki seperti ini,” kata Chua. “Kita memanfaatkan waktu ini sebaik-baiknya. Kita mencari pengalaman yang lebih, supaya kita bisa share ke teman-teman yang lain nanti di Indonesia,” tambahnya.

    Bagi Cella sang gitaris untuk bisa mengikuti jejak band PADI dan Slank konser di Amerika tentunya sangat senang. “Kapan ya KotaK ke sini? Akhirnya terjawab sekarang. Cukup senang sih, kita akhirnya menginjakkan kaki di mana rock star-rock star legend itu dilahirkan.”

    Setelah Washington, D.C., rencananya KotaK akan melanjutkan perjalanannya ke New York untuk syuting video klip dan ke Los Angeles untuk konser di sana.
    (Dhania Iman, Hanum Tyagita/VOA).

    Source:
    https://www.voaindonesia.com/a/konser-pertama-kotak-di-amerika/1679670.html