TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Arki Wisnu dan Ridi Djajakusuma adalah dua saudara sepupu yang gila bola basket dan besar di negara asal bola basket Amerika Serikat (AS).
Keduanya adalah orang Indonesia yang lahir di New York, AS. Bahkan lahir di rumah sakit yang sama di St. John’s Episcopal Hospital. Arki merupakan bintang dari klub bola basket Indonesia yang juga jawara NBL 2015, Satria Muda (SM).
Arki juga pebasket yang memperkuat Indonesia Warriors di ajang liga bola basket ASEAN, ABL, serta pemain tim nasional Indonesia yang saat ini tengah berlaga di SEA Games 2015 di Singapura.
Sementara Ridi, 41 tahun, menghabiskan waktunya di Washington D.C. selama 13 tahun, dan menghabiskan waktu empat tahun terakhir berkiprah di bola basket bersama ABL sebagai Chief Operating Officer.
Kedua pria yang “tukang” koleksi sepatu Air Jordan ini pulang ke Tanah Air pada tahun 2011 demi bola basket. Selama di AS, keduanya sangat dekat, meski Arki tinggal di New York sementara Ridi berdomisili di Washington D.C.
Terlepas dari hubungan saudara, bola basket yang justru kian mendekatkan keduanya, hingga mengiyakan tawaran untuk kembali ke Indonesia “hanya” untuk berkecimpung di bola basket.
Sejak Arki berusia 12 tahun, Ridi sudah melihat talenta yang dimiliki oleh saudara sepupunya itu. Ridi, yang kala itu bekerja di Voice of America (VOA), mencoba menggiring Arki untuk menjadi seorang pemain bola basket. Dengan harapan, sang sepupu yang kini telah menjadi suami dari presenter Hilyani Hidranto itu, bisa menjadi pebasket profesional.
“Saya lihat dia punya bakat dari cara dia men-dribble dan shoot bola. Terlebih, fundamental bola basket itu sangat penting, dan Arki ada di tempat yang paling benar yaitu di Amerika dimana dari kecil yang diajarkan dari dini adalah fundamentalnya,” tutur Ridi.
Menimpali pernyataan saudara sepupunya, seraya terkekeh Arki menyatakan, “Saya sering naik bis dari NY ke D.C. hanya untuk bermain basket bersama Ridi.” Pemuda berusia 27 tahun menyatakan, Ridi sudah seperti kakak laki-laki yang tidak pernah dipunyainya.
“Dia selalu memberikan dorongan untuk menjadi pemain yang lebih baik dari yang lain. Banyak hal baik yang diajarkan Ridi ke saya, baik on court (di dalam lapangan) maupun off court (di luar lapangan),” tambah pemilik tinggi badan 187 cm ini.
Arki merupakan pria jangkung jebolan Baruch College New York pada 2011 yang mengambil jurusan psikologi. Menurutnya, psikologi merupakan ilmu yang dapat digunakan dalam kehidupannya sehari-hari. Sepulangnya dari AS, Arki langsung berlaga di NBL dengan kostum SM.
Di tahun pertamanya, putra pasangan Wiki W Djajakusuma dan Sunarti ini berhasil menyabet berbagai gelar, seperti Rookie of the Year, Sixth Man of the Year, All-First Team, Regular Season Champions (28-5), 2011-2012 NBL Champions.
Kemudian di liga Asia Tenggara pada tahun yang sama, Arki dengan kostum Indonesia Warriors berhasil meraih gelar 2011-2012 ABL Champions. “Arki dan Dodo (Ronaldo Sitepu) berhasil mengukir sejarah, juara NBL dan ABL di musim kompetisi yang sama,” puji Ridi.
Sementara sang sepupu menghabiskan selama 10 tahun bekerja di VOA di Washington D.C. Bagi Ridi, yang kini juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Kesatuan Olahraga Tarung Derajat, VOA seolah memanjakan dirinya dengan bola basket.
Berbagai pertandingan Liga Bola Basket AS (NBA) pernah diliput oleh Ridi. Magic Johnson, Michael Jordan, Kobe Bryant, LeBron James, hingga Kevin Durant, pernah diwawancarainya di berbagai stadion besar di sejumlah kota di AS.
Di sela-sela kesibukannya di VOA, Ridi pun membangun sebuah perusahaan yang bergerak di bidang event organizer, Sireedee Entertainment. Perusahaan ini tercatat pernah menggelar konser di sejumlah kota di AS, dengan mendatangkan para musisi dan penyanyi dari Indonesia, seperti GIGI, Padi, Slank, White Shoes & The Couples Company, Balawan, Andre Hehanussa, Kotak, hingga Ikke Nurjanah.
Dalam empat tahun terakhir di Indonesia, Ridi dikenal sebagai COO ABL yang sibuk mengurusi liga bola basket ASEAN tersebut. Diakuinya, butuh waktu yang tak singkat untuk mengembangkan bola basket di Asia Tenggara, khususnya Indonesia.
Bola basket bukan olahraga nomor satu di sejumlah negara di ASEAN, terkecuali Filipina. “Arah ABL sudah benar tapi tentunya perlu beberapa tahun lagi hingga dapat menjadi liga yang stabil. Tidak ada liga dari olahraga mana pun yang berjalan mulus dalam kurun waktu hanya tiga sampai tahun. Contohnya adalah liga sekaliber NBA atau MLS (Major League Soccer) mereka punya masa-masa survival,” jelas Ridi.
Pulang bersama dengan agenda yang sama pula, tentunya merupakan impian yang berhasil diwujudkan oleh Arki maupun Ridi. Keduanya saling memuji dengan prestasi yang ditorehkan. “Saya yakin Ridi akan berbuat yang terbaik untuk ABL, dan saya selalu doakan dia berhasil mengejar mimpinya menjadikan olahraga ini popular di ASEAN,” tukas Arki.
Namun rupanya Ridi memiliki cita-cita lain pasca-keberhasilannya di ABL maupun sejumlah bidang olahraga lainnya. Bapak empat anak ini ingin melihat anak-anak di Indonesia, ketika di tanya apa cita-citanya, mereka dengan bangga bisa menyatakan, “Kalau sudah besar saya ingin menjadi pemain bola basket profesional”. “Itulah mimpi saya selanjutnya,” ujar Ridi, yang namanya dipilih oleh mendiang ayahnya yang penggemar berat pebasket New York Knicks, Michael Reed.
Source:
https://www.tribunnews.com/sport/2015/06/08/pulang-dari-as-arki-wisnu-dan-ridi-djajakusuma-ingin-majukan-bola-basket-di-tanah-air