Category: VOANEWS

  • Ikke Nurjanah Kembali Buat Amerika Terlena

    Ikke Nurjanah Kembali Buat Amerika Terlena

    Belum lama ini penyanyi dangdut Ikke Nurjanah yang melejit lewat lagu “Terlena” dan “Sun Sing Suwe” tampil di hadapan para penggemar di kafe Jammin’ Java di negara bagian Virginia, tidak jauh dari Washington, DC.

    Ini adalah kedua kalinya Ikke mengadakan konser di Amerika Serikat, setelah sebelumnya ia tampil di Washington, DC dan New York tahun 2010.

    Konser yang diadakan di Washington, DC tidak hanya dimeriahkan oleh warga Indonesia tetapi juga warga Amerika yang ternyata sangat suka dengan musik dangdut.

    “Menyenangkan banget. Terima kasih untuk yang datang hari ini. Mereka mengapresiasi, mereka joget dari awal sampai akhir, nyanyi bareng, suasananya juga santai, hangat, dan aku menikmati banget hari ini dengan keluarga besar di Washington,” ujar Ikke saat ditemui VOA Indonesia selepas konser.

    Tanggapan cukup meriah datang dari para penggemar, termasuk dari Mariyam, orang Amerika yang ternyata sangat menyukai musik dangdut, bahkan bisa memainkan sekitar 100 lagu dangdut.

    “Saya suka musik Ikke. Saya main gitar, saya main musik dangdut,” kata Mariyam yang sangat fasih berbahasa Indonesia.

    Konser di Washington, DC kali ini seperti sebuah reuni yang tertunda bagi warga Indonesia setempat.

    “Saya senang banget deh. Seperti reunian udah lama enggak dengar suaranya Ikke. Mudah-mudahan tahun depan bisa ke sini lagi dan waktunya lebih lama. Kayaknya ini baru mulai tiba-tiba udah (selesai). Yang paling berkesan tadi (lagu) Terlena dan Terajana,” kata seorang penonton bernama Desy.

    Di konsernya, Ikke juga membawakan lagu “Tanah Airku” ciptaan Ibu Sud yang sempat membuat para penonton terharu.

    Tidak hanya konser, selama di AS, penyanyi kelahiran tahun 1974 ini juga meggelar bedah buku biografinya yang berjudul “Diary Dangdut Ikke Nurjanah” di beberapa kota.

    Selain itu pelantun lagu “Memandangmu” ini kembali diundang sebagai pengajar tamu untuk kedua kalinya di University of Pittsburgh di kota Pittsburgh, Pennsylvania.

    Di universitas tersebut, perempuan yang memiliki nama asli Hartini Erpi Nurjanah ini didampingi oleh dosen jurusan musik, Andrew Weintraub, yang sudah banyak melakukan penelitian mengenai musik dangdut, bahkan pernah menulis buku yang berjudul “Dangdut Stories: A Social and Musical History of Indonesia’s Most Popular Music.

    ​“Tahun ini memang tetap ada beberapa show di Washington, DC sama di New York. Aku juga ke University of Pittsburgh, paparan lagi mengenai musik dangdut di dalam kelas bersama Professor Andrew Weintraub, lalu kita ke Philadelphia. Di New York, katanya ada beberapa paparan lagi soal dangdut. Habis itu kita kembali lagi ke Washington,” ujarnya.

    Dalam kunjungannya kali ini, Ikke juga berencana untuk menyumbangkan buku biografinya ke Library of Congress di Washington, DC, perpustakaan dengan koleksi terbesar di dunia yang juga menyimpan beragam koleksi buku dari Indonesia termasuk yang bertema dangdut

    Ikke berharap agar musik dangdut bisa lebih dikenal lagi di dunia internasional.

    “Kita pasti berharap bahwa dangdut disukai banyak orang enggak cuman di negara kita. Sampai saat ini Amerika appreciate juga ya karena sampai di dalam kelas, bentuknya akademis,” katanya.

    “Dangdut itu sedang didaftarkan untuk UNESCO untuk menjadi heritage dunia. Mudah-mudahan antreannya sudah lebih dekat, kalau kita sering sounding bahwa musik ini memang musik yang layak untuk dilestarikan, dijaga dan sebagainya, mudah-mudahan berdampak positif,” papar perempuan yang dulu pernah bercita-cita ingin menjadi guru taman kanak-kanak ini.

    Bicara mengenai era digital, Ikke berpendapat tidak ada lagi batasan agar musik Indonesia bisa dikenal di seluruh dunia.

    “Bicara industri kan sebenarnya enggak ada batasan ya, karena sekarang itu era digital. Amerika itu kan salah satu negara yang dalam banyak hal kita banyak sekali karya-karya dari Amerika menjadi bagian kita. Terus kenapa enggak karya kita menjadi bagian mereka? Kita boleh bermimpi, kita boleh niat, dengan langkah kecil ini mudah-mudahan menjadi besar,” kata penyanyi yang juga pernah tampil di Jepang ini.

    Saat ini Ikke tengah berada di kota Philadelphia untuk acara bedah buku bersama komunitas Indonesia, House of Learning, sebelum kemudian akan berangkat menuju kota New York untuk konser berikutnya. [hd]

    Source:
    https://www.voaindonesia.com/a/ikke-nurjanah-kembali-buat-amerika-terlena/3500871.html

  • KotaK Gelar Konser Perdana di Amerika

    KotaK Gelar Konser Perdana di Amerika

    Konser yang diramaikan oleh sekitar 100 warga Indonesia dan lokal setempat ini diadakan di cafe Jammin Java, yang terletak di negara bagian Virginia, sekitar 20 menit dari kota Washington, D.C. Ketiga personil KotaK, Tantri (vokal), Chua (bas), dan Cella (gitar) menghibur warga dengan lagu-lagu hits mereka, seperti Rock Never Dies, Selalu Cinta, dan Pelan-pelan Saja.

    “Menyenangkan tidak seperti apa yg aku bayangkan sebelumnya, karena kan kotak baru 8 tahun di industri musik. Yang dateng pun nyanyi terus setidaknya tahu lagu kotak. Mereka enjoylah tadi malem,” papar Tantri kepada Voice of America (VOA).

    “Persiapannya lebih ke fisik. Jokes yang biasa aku bawa di Indonesia (dan) harus seperti apa di Amerika masih tanya-tanya ke teman-teman di sini. Mental yang pasti, karena ini first time kita main di sini. Semoga orang-orang di sini bisa menangkap apa yang kita bawa. Walaupun musiknya kotak dalam bahasa Indonesia,” tambah Tantri.

    Bagi Cella, gaya konser KotaK di Indonesia dan di luar negeri berbeda. Begitu pula persiapannya. “Lebih aransmen lagu, karena suasana lagu yang kita bawain di Indonesia dan di sini beda. Jadi kita persiapkan itu aja sih,” ujar Cella.

    “Kita ingin membuat konsep-konsep yang berbeda yang jamming-jamming gitu, supaya suasana konser lebih homey, akrab dengan penonton-penonton yang datang khususnya untuk warga-warga indonesia di sini,” ucap Chua.

    Bagi warga Indonesia di daerah Washington, D.C., konser KotaK bukan hanya menjadi penghibur hati tetapi juga sebagai obat kangen akan musik-musik Indonesia. Walaupun sudah sering mendengar lagu-lagu KotaK di radio dan televisi, ini adalah konser KotaK yang pertama untuk Puti Azhar. “Keren banget ternyata performancenya. Crowd-nya juga lumayan ramai malam ini. Vokalisnya attractive banget. Seru, bisa interaktif dengan audience-nya. Suasanya lumayanlah ngobatin kangen,” ujarnya.

    Satu kejutan untuk KotaK pada malam itu adalah hadirnya mantan Wakil Presiden, Try Sutrisno yang sedang berkunjung ke Washington, D.C. Beliau datang beserta isteri dan menantunya. “Ketemu Pak Try itu nggak pernah kebayang sebelumnya karena (dia) salah satu politikus yang memang aku ngefans juga di era beliau. Kayaknya impossible banget gitu ketemu langsung dengan beliau terus foto bareng, karena dunia kita pun beda. Dunia aku dunia musik dan dunia beliau dunia politik,” kata Tantri.

    Tidak hanya warga Indonesia, tetapi warga Amerika yang datang ke konser KotaK juga terlihat sangat menikmati lagu-lagu dari band yang pernah berkolaborasi dengan kelompok band rock asal Kanada, Simple Plan ini. Salah satunya perempuan Amerika bernama Suman. “Saya tidak mengerti liriknya, karena saya tidak mengerti bahasa Indonesia. Tapi band dan musiknya bagus. Saya suka penyanyinya,” ujarnya. Selain Suman, ada juga warga Amerika, Lance Ngo, yang hadir untuk menonton KotaK bersama teman-temannya. “Sebagai orang yang tidak mengerti bahasa Indonesia, lagu-lagunya bagus. Suara vokalisnya bagus,” katanya.

    Melihat banyaknya warga Amerika yang menikmati lagu-lagu KotaK pada malam itu menjadi penyemangat tersendiri bagi para personilnya. “Walaupun memang ada beberapa lagu yg mereka nggak ngerti tapi setidaknya ada lagu-lagu lain yang mereka ikut nyanyi. Seru deh. Maksudnya lebih bersahabat saja (waktu malam konser) nggak yang kaku-kaku banget,” ujar Tantri.

    Jadwal KotaK di Washington, D.C., sangat padat. Selain konser KotaK juga menyempatkan diri untuk jalan-jalan ke beberapa tempat historis, seperti Gedung Putih, Lincoln Memorial, dan Capitol Hill.

    Sewaktu melakukan sesi foto di depan monumen dan tempat bersejarah di Washington, D.C., para personil KotaK sempat bergantian memegang secarik kertas bertuliskan “Hijaukan Bumi,” yang merupakan salah satu judul lagu KotaK dari album “Terbaik.” “Kita membawa misi, kebetulan di album terbaru ada lagu judulnya Hijaukan Bumi. (Washington, D.C.) Suasananya bagus, pohon-pohon hijaunya banyak. Ingin ambil stock shot untuk video klip Hijaukan Bumi,” ujar Chua.

    Tidak ketinggalan, KotaK juga sempat mampir ke salah satu restoran burger cepat saji Five Guys, favorit presiden Amerika, Barack Obama. “Pasti Obama kalau disuruh memilih antara burger sama sate dia akan tetap milih sate,” kata Tantri sambil bercanda.

    Syuting Video klip

    Di Washington, D.C KotaK juga melakukan syuting video klip untuk single “Menembus Cahaya” yang nantinya akan dilanjutkan di New York. Syuting tersebut mengambil lokasi di daerah Maryland. “Konsepnya kita ambil dua tempat. Yang hari ini kita syuting indoor di salah satu bengkel milik orang Indonesia. Nama bengkelnya, Raymond Manzano Automotive, LLC. Kita di sini hanya set up nge-band karena kita mau bikin master untuk nge-bandnya. Nanti di hari kedua kita syuting lagi di new york. Konsepnya kita bertiga ceritanya menyusuri jalanan New York dan disitu kita membawa satu sisi kotak. Jadi kan sisi kotak ada empat sisi digabungkan jadi satu. Nah, masing-masing dari kita bawa sisi masing-masing itu. Kita ceritanya disitu berpencar dan akan bertemu di satu titik dan akan menggabungkan tiga sisi tersebut. Dan akhirnya ada satu orang atas nama kerabat kotak dia yang membawa satu sisi lainnya sehingga lengkaplah sisi kotak itu” jelas Chua kepada VOA.

    Pengalaman Unik di Amerika

    Perjalanan KotaK ke Washington, D.C. pun diwarnai dengan berbagai pengalaman yang unik. Salah satunya di imigrasi, ketika sempat ditanyai oleh petugas mengenai tujuan mereka ke Amerika. “Lucunya pas ditanya, iya kita mau ada show. Dia (petugas) bilang, siapa? Band apa? Akhirnya di search di Wikipedia dan kita pernah featuring sama Simple Plan. Jadi dimudahin. Nggak ribet,” ucap Tantri.

    Keberangkatan KotaK ke Amerika kali ini merupakan hadiah kemenangan mereka di Soundrenaline 2012. Dari situ pihak Warner Music Indonesia yang membawahi band KotaK kemudian bekerja sama dengan perusahaan multi-media sekaligus promotor musik Sireedee Entertainment, yang pernah membawa artis-artis Indonesia ke Amerika, antara lain GIGI, PADI, SLANK, Balawan, Andre Hehanussa, dan Ikke Nurjanah. “Sireedee Entertainment sudah pitching KotaK sejak 3 tahun lalu, karena saya rasa band ini punya potensi pasar yang bagus di Amerika. Musik rock itu kan bisa di terima di semua kalangan, apalagi Amerika adalah kiblatnya musik rock. Usia KotaK masih muda namun namanya sudah melejit di belantika musik rock Indonesia, sepantasnya mereka menimba pengalaman di Amerika supaya semakin maju. Dan baru tahun ini kita jodoh setelah mereka memenangkan hadiah dari salah satu ajang musik di Indonesia. Pihak dari Warner Music Indonesia meminta Sireedee Entertainment untuk menggarap perjalanan KotaK ke Amerika,” jelas Ridi Djajakusuma, pendiri Sireedee Entertainment.

    Bagi KotaK tentunya ini adalah hadiah yang tidak akan terlupakan. “Alhamdulillah kita bisa menginjakkan kaki di Amerika. Tidak pernah terbayangkan. Tiba-tiba Alhamdulillah mendapat rejeki seperti ini,” kata Chua. “Kita memanfaatkan waktu ini sebaik-baiknya. Kita mencari pengalaman yang lebih, supaya kita bisa share ke teman-teman yang lain nanti di Indonesia,” tambahnya.

    Bagi Cella sang gitaris untuk bisa mengikuti jejak band PADI dan Slank konser di Amerika tentunya sangat senang. “Kapan ya KotaK ke sini? Akhirnya terjawab sekarang. Cukup senang sih, kita akhirnya menginjakkan kaki di mana rock star-rock star legend itu dilahirkan.”

    Setelah Washington, D.C., rencananya KotaK akan melanjutkan perjalanannya ke New York untuk syuting video klip dan ke Los Angeles untuk konser di sana.
    (Dhania Iman, Hanum Tyagita/VOA).

    Source:
    https://www.voaindonesia.com/a/konser-pertama-kotak-di-amerika/1679670.html